LEAD atau Teras Berita

Apa arti lead atau intro berita?

Lead adalah paragraf pertama yang isinya memuat inti pokok kejadian yang nilainya penting atau menarik bagi pembaca.

News lead disiapkan sebagai kumpulan informasi yang yang dirasa cukup dimengerti pembaca, seandainya pembaca tidak membaca paragraf kedua. Sejak ditemukan struktur penulisan piramida terbalik, fungsi lead menjadi sangat penting. Tugas lead tidak sekadar memikat perhatian, namun melaporkan dengan segera. Inilah sebabnya mengapa lead berita ditulis dengan bahasa yang padat.

Jenis-jenis Lead berita
1. Straight News Lead
Straight news dipakai untuk melaporkan kejadian yang bersifat penting bagi pembaca. Oleh sebab itu, straight news lead
biasanya diawali dengan unsur what atau who. Unsur when, where, why ataupun how , tidak tepat.  karena unsur-unsur when, where, why dan how tidak pernah menjadi unsur paling penting dalam suatu kejadian.

Contoh:
Ada sebuah peristiwa sebagai berikut:
“Obat X positif mengandung ethyl diamine, suatu senyawa kimia yang berpotensi merusak ginjal dan hati. Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta kemarin mengumumkan, obat tersebut dilarang untuk diperjuabelikan dan digunakan di seluruh Indonesia. Perusahaan yang memproduksi obat tersebut harus  menarik seluruh obat tersebut dari peredaran, paling lambat satu minggu di muka.”

What?   Obat X yang berbahaya dilarang beredar.
Who?    Pemakai obat X
Menkes Budi Gunadi Sadikin
Produsen  obat X
When?  Kemarin
Dalam satu minggu di muka
Why?    Mengancam kesehatan ginjal dan hati
How?    Ditarik dari peredaranKeenam unsur dapat dibandingkan mana yang paling penting bagi publik. When (Kemarin, Dalam satu minggu di muka) dibandingkan dengan What (obat X). When, why demikian pula how juga kurang penting dibandingkan dengan What.

Maka berita itu bisa  dibuka dengan what lead:
“Obat X dinyatakan berbahaya karena terbukti mengandung….”

Atau bisa juga dibuka dengan who lead:
“Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan obat X berbahaya bagi kesehatan ginjal dan hati pemakainya…”

2. Soft News Lead
Soft news lead adalah pembuka berita dengan tanpa mengajak pembaca langsung pada inti masalah. Hal ini untuk meningkatkan daya tarik peristiwa yang disajikan. Dengan kata lain kita mengharapkan perhatian pembaca terpaut pada lead tersebut, sebelum lebih lanjut menyuguhkan inti informasi. Namun, soft news lead bukan berdasarkan imajinasi. Soft news lead dapat dibuka dengan 5W+1H lead, tapi haruslah dipertimbangkan unsur tersbut dapat dikembangkan sebagai daya tarik.

Contoh:
Seorang wartawan mendapatkan suatu peristiwa:
“Rumah keluarga Munadi di RT 01, RW 4 Kelurahan Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang,  semalam  dimasuki pencuri di saat suami isteri Munadi  menonton film di bioskop Matos Kota Malang. Pencuri itu mengambil televisi, radio tape, dan perhiasan emas seharga Rp 4,5 juta.
Keluarga Munadi belum mempunyai anak, tidak memiliki pembantu rumah tangga, dan waktu pergi rumah ditinggalkan terkunci. Sepulang dari bioskop sekitar pukul 22.30 Munadi mendapatkan jendela samping rumah sedikit terbuka. di lantai terlihat jejak kaki orang berlumpur dan lemari pakaian telah terbuka, bekas didongkel. Munadi melaporkan peristiwa itu kepada polisi. Polisi kini mengusust siapa pencuri tersebut.”

(Katakanlah) Redaktur/editor punya pertimbangan  bahwa  kejadian ini tidak melibatkan kepentingan publik secara luas dan langsung (faktor significance),  walaupun  hal yang menimpa keluarga Munadi dapat mengundang perhatian orang banyak. Redaktur beralasan peristiwa ini se-significance dibandingkan naiknya harga BBM, hilangnya semen di pasar, matinya jaringan telepon di kota, dll.
Karena itu diusulkan untuk memformat berita ini dengan soft news lead.

JADI Soft news lead BUKAN hanya digunakan untuk soft news. Ia digunakan untuk meningkatkan dayatarik. Misal pada berita-berita dari front perang (ketika perang memasuki hari ke 10 maka khalayak seolah menjadi ‘kebal’ dgn lead seperti “250 orang terkena bom” atau “3 pesawat tertembak”). Saat rating mulai turun, maka soft-news-lead  menjadi pilihan.

Penulisan dilakukan dengan mempertimbangan unsur 5W+1H dan dipilihlah mana yang paling kuat dan menarik pembaca.

How Lead:
Melihat jendela samping rumah yang terbuka, jejak sepatu berlumpur di lantai, dan lemari pakaian yang  menganga, Munadi sadar bahwa rumahnya  telah kemalingan…..When Lead:
Ketika Munadi dan isterinya asyik menonton di bioskop Matos semalam, rumahnya digerayangi maling. satu pesawat televisi, radio tape, dan emas seharga Rp 4,5 juta melayang.

Where Lead:

Lead akan kurang kuat jika dimulai dengan unsur where (tempat):
Contoh: Rumah di RT 01, RW 4 Kelurahan Landungsari Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang dihuni keluarga Munadi, semalam dimasuki maling ketika tuan rumah sedang menonton di bioskop Matos.
Why Lead:
Ditinggalkan kosong  menonton  boiskop, rumah  Munadi  diacak-acak ….Nah, contoh-contoh lead di atas adalah benar-benar contoh (bahkan bukan template). Menulis berita pada pokoknya adalah merekontruksikan kembali fakta yang telah dikumpulkan saat peliputan. Saat merekontruksi inilah, seorang wartawan sudah harus bisa   mempertimbangkan  fakta  mana yang akan ditonjolkan terlebih dahulu, ataupun unsur apa saja yang akan  ditonjolkan, apakah subyek atau pelaku dalam  suatu peristiwa, ataukah substansi masalahnya.  Untuk menentukan hal mana yang harus ditonjolkan, maka jurnalis harus menilainya dari aspek kelayakan berita (Anda masih ingat perihal “layak berita” ini kan?) atas fakta atau peristiwa tersebut.Untuk berita lansung (straight/spot news) aspek pentinglah yang ditonjolkan lebih dului, sedangkan untuk berita ringan (soft news) dan berita kisah aspek menarik yang ditonjolkan.

Lead kutipan:
Ada kelemahan yang bisa (kerap) muncul di dalam penulisan lead kutipan.  Banyak surat kabar “terpeleset” oleh lead kutipan ini karena menonjolkan kutipan yang tidak menarik ataupun kurang/tidak  memiliki arti penting   bagi pembaca.  terutama  kutipan dari omongan  pejabat/tokoh  yang isinya hanya sekadar pesan, imbauan, harapan yang pada dasarnya tidak kuat sebagai elemen suatu berita.

Contoh:
Berhasilnya PT Pelni bangun dari kehancuran bahkan bisa menciptakan  laba pada tahun ini, merupakan hal yang sangat istimewa, yang patut dicontoh perusahaan-perusahaan milik negara lainnya. Konsultan bank Dunia, menyampaikan penilaian itu …. (Kompas,  1  Desember  1986, halaman 2).

Apakah penilaian konsultan Bank Dunia ini begitu penting untuk ditonjolkan? Manakah yang lebih menarik antara penilaian itu dengan bagaimana cara Pelni bangkit dari kehancurannya? Dalam hal ini yang perlu dipertimbangan adalah bahwa statemen itu hanya berisi opini seseorang yang diucapkan dengan sangat bebas (sebenarnya opini seperti ini bisa diberikan oleh siapa saja).  Padahal, publik seharusnya  dusuguhi cerita faktual, sesudah itu baru disusul dengan komentar mengenai fakta itu.

Lead seperti ini sangat menyesakkan, terutama jika isinya penuh dengan seruan (yang sering salah nalar). seruan yang kadangkala terasa “memaksa”. Lebih menyesakkan lagi, lead seperti ini  diangkat menjadi judul berita. Berikut ini contoh judul berita yang bernada “memaksa”, yang muncul di harian Kompas beberapa waktu lalu.

“Memperindag: Pasar AS Harus Dihadapi Terencana”

“Prabowo: Koperasi Harus Mampu Ambil Alih Peranan Ekonomi”

“Pembangunan Lingkungan Pemukiman Harus Dilengkapi Sarana Umum”

“Produktivitas Pekerja Harus Ditingkatkan”

Kecenderungan dalam 4 judul tersebut adalah memperlihatkan isi berita dan lead. Hal ini patut diperhatikan dalam jurnalisme Indonesia mutakhir. Dalam hal ini kita belum tahu pasti bagaimana sikap pembaca pada umumnya dalam menerima ‘pesan-pesan keharusan’ seperti itu.

Sebenarnya, ada tiga alasan untuk mengutip ucapan seseorang di dalam lead:
1. Jika ucapan itu bernada kontroversional, mengundang polemik dan hebat.
2. Jika ucapan itu mencerminkan emosi si pembicara.
3. Jika ucapan itu mencerminkan kepribadian si sumber berita.

SEKIAN DULU BAHASAN TENTANG NEWS LEAD
Untuk lead pada feature  akan kita bahas dalam  “Teknik Menulis Feature”

Leave a comment